VIDEO PILIHAN JANUARI 2012

Cari Artikel Lain

Sunday, January 30, 2011

32 [QS:] AS SAJDAH (SUJUD)

MUQADDIMAH
Surah As Sajdah terdiri atas 30 ayat termasuk golongan surah Makkiyah diturunkan sesudah surat Al Mu'minuun. Dinamakan "As Sajdah" berhubung pada surah ini terdapat ayat sajdah, yaitu ayat yang kelima belas*). *) Lihat footnote [592]. Pokok-Pokok Isinya : I. Keimanan: Menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu benar-benar seorang rasul dan menjelaskan bahawa kepada musyrik Mekah belum pernah diutus seorang rasul pun sebelumnya; menegaskan bahwa Allah Maha Esa, bahwa Dia-lah yang menguasai alam semesta dan Dia-lah yang mengaturnya dengan aturan yang paling sempurna; menyatakan bahwa hari berbangkit benar-benar akan terjadi. 2. Hukum : Anjuran melakukan sembahyang malam (tahajud dan witir). 3. Dan lain-lain : Keterangan mengenai kejadian manusia di dalam rahim dan fasa-fasa yang dilaluinya sampai ia menjadi manusia; penjelasan bagaimana keadaan orang-orang mu'min di dunia dan ni'mat serta pahala-pahala yang disediakan Allah bagi mereka di akhirat; kehinaan yang menimpa orang-orang kafir di akhirat dan mereka pada waktu itu meminta supaya dikembalikan saja ke dunia untuk bertaubat dan berbuat kebaikan, tetapi keinginan ini ditolak; keingkaran kaum musyrik terhadap hari berbangkit dan mereka menganggap bahwa hal itu adalah mustahil.

PENUTUP
Surah As Sajdah mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan kebenaran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan Al-Quran yang diturunkan kepadanya merupakan petunjuk bagi manusia, menegaskan tentang ketauhidan dan kekuasaan Allah dengan mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan masa terciptanya alam, proses kejadian manusia dan kebangkitan di hari kiamat serta keajaiban yang terdapat pada alam semesta. Semuanya itu dikemukakan sebagai bantahan terhadap hujah-hujah yang dikemukakan oleh orang-orang musyrikin dan untuk menghilangkan keragu-raguan mereka. HUBUNGAN SURAH AS SAJDAH DENGAN SURAH AL AHZAB Surah As Sajdah diakhiri dengan perintah Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang mu'min supaya jangan menghiraukan orang-orang kafir itu dan hendaklah ditunggu saja siksaan yang akan menimpa mereka, sedang surat Al Ahzab dimulai dengan perintah Nabi Muhammad SAW supaya orang- orang mu'min tetap bertakwa dan jangan mengikuti orang-orang kafir dan munafik.

31 [QS:] LUQMAN



MUQADDIMAH
Surah Luqman terdiri dari 34 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah Ash Shaffaat. Dinamai "Luqman" karena pada ayat 12 disebutkan bahawa "Luqman" telah diberi oleh Allah ni'mat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu dia bersyukur kepadaNya atas ni'mat yang diberikan itu. Dan pada ayat 13 sampai 19 terdapat nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya. Ini adalah sebagai isyarat daripada Allah supaya setiap ibu bapa melaksanakan pula terhadap anak-anak mereka sebagai yang telah dilakukan oleh Luqman. Pokok-pokok isinya : I. Keimanan: Al Qur'aan merupakan petunjuk dan rahmat yang dirasakan benar-benar oleh orang-orang mu'min; keadaan di langit dan di bumi serta keajaiban- keajaiban yang terdapat pada keduanya adalah bukti-bukti atas keesaan dan kekuasaan Allah; manusia tiada akan selamat kecuali dengan taat kepada perintah-perintah Tuhan dan berbuat amal-amal yang soleh; lima hal yang ghaib yang hanya diketahui oleh Allah sendiri; ilmu Allah meliputi segala- galanya baik yang lahir maupun yang batin. 2. Hukum-hukum: Kewajiban patuh dan berbakti kepada ibu dan bapa selama tidak bertentangan dengan perintah-perintah Allah; perintah supaya memperhatikan alam dan keajaibannya untuk memperkuat keimanan dan kepercayaan akan ke-Esaan Tuhan; perintah supaya selalu bertakwa dan takut akan pembalasan Tuhan pada hari kiamat di waktu seseorang tidak dapat di tolong baik oleh anak atau bapaknya sekalipun. 3. Kisah-kisah: Kisah Luqman, ilmu dan hikmat yang didapatnya. 4. Dan lain-lain: Orang-orang yang sesat dari jalan Allah dan selalu memperolok-olokkan ayat- ayat Allah; celaan terhadap orang-orang musyrik karena tidak menghiraukan seruan untuk memperhatikan alam dan tidak menyembah Penciptanya; menghibur hati Rasulullah s.a.w. terhadap keingkaran orang- orang musyrik, kerana hal ini bukanlah merupakan kelalaiannya; nikmat dan karunia Allah tidak dapat dihitung.

PENUTUP
Surah Luqman mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan hari berbangkit, ke-esaan Allah, kebenaran risalah yang dibawa para rasul dan nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya. HUBUNGAN SURAH LUQMAN DENGAN SURAH AS SAJDAH 1. Kedua surat ini sama-sama menerangkan dalil-dalil dan bukti-bukti ke-esaan Allah 2. Dalam surat Luqman disebutkan keingkaran kaum musyrikin terhadap Al Quran, sedang surat as Sajdah menegaskan bahwa Al Quran itu sungguh-sungguh diturunkan dari Tuhan. 3. Dalam surat Luqman ayat 34 disebutkan bahwa ada lima hal yang ghaib yang hanya Allah saja mengetahuinya, sedang dalam surat As Sajdah Allah menerangkan dengan lebih luas hal-hal yang berhubungan dengan yang ghaib itu (lihat ayat 5 s/d 11 dan 27 surat As Sajdah).

Wednesday, January 26, 2011

30 [QS:] AR-RUUM (BANGSA ROMAWI)

MUQADDIMAH
Surah Ar Ruum terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah diturunkan sesudah surahAl Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah bberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali.
[1]
Alif, Laam, Miim.
[2]
Orang-orang Rom telah dikalahkan -
[3]
Di negeri yang dekat sekali; dan mereka sesudah kekalahannya itu akan mengalahkan lawannya -
[4]
Dalam masa tidak sampai sepuluh tahun. Kepada pentadbiran Allah jualah terpulang segala urusan, sebelum berlakunya dan sesudah berlakunya; dan pada ketika berlakunya (kemenangan Rom) itu, orang-orang yang beriman akan bergembira -
[5]
Dengan kemenangan yang diberi Allah. Ia memberi kemenangan kepada sesiapa yang dikehendakiNya, dan Dia lah jua yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengasihani.


Ini adalah suatu mu'jizat Al Qur'an, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin. Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Bukti-bukti atas kerasulan Nabi Muhammad s.a.w. dengan memberitahukan kepadanya hal yang ghaib seperti menangnya kembali bangsa Rumawi atas kerajaan Persia; bukti-bukti ke-Esaan Allah yang terdapat pada alam sebagai makhluk-Nya dan kejadian- kejadian pada alam itu sendiri; bukti-bukti atas kebenaran adanya hari berbangkit; contoh-contoh dan perumpamaan yang menjelaskan bahwa berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu tidak dapat menolong dan memberi manfa'at kepada penyembah-penyembahnya sedikitpun. 2. Hukum-hukum: Kewajiban menyembah Allah dan mengakui ke-EsaanNya karena hal itu sesuai dengan fitrah manusia; kewajiban berda'wah; kewajiban memberi nafkah (sedekah) kepada kaum kerabat, fakir miskin, musafir dan sebagainya; larangan mengikuti orang musyrik; hukum riba. 3. Kisah-kisah: Pemberitaan tentang bangsa Rumawi sebagai suatu umat yang beragama walaupun dikalahkan pada mulanya oleh kerajaan Persia yang menyembah api akhirnya dapat menag kembali. 4. Dan lain-lain: Manusia pada umumnya bersifat gembira dan bangga apabila mendapat nikmat dan berputus asa apabila ditimpa musibah, kecuali orang- orang yang beriman; kewajiban rasul hanya menyampaikan da'wah; kejadian-kejadian yang dialami oleh umat-umat yang terdahulu patut menjadi i'tibar dan pelajaran bagi ummat yang kemudian.

PENUTUP
Surah Ar-Ruum menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan kekuasaan Allah yang mutlak terhadap semua urusan baik sebelum atau sesudah maupun di saat terjadinya suatu peristiwa; agama tauhid (Islam) pasti menang; ancaman-ancaman terhadap kaum musyrikin ; watak-watak manusia; penyebutan kejadian-kejadian pada alam ini sebagai bukti kekuasaan dan ke-Esaan Allah. HUBUNGAN SURAH AR RUUM DENGAN SURAH LUQMAN 1. Dalam surah Ar Ruum disebutkan bahwa di dalam Al Qur'an Allah banyak membuat tamsil/ibarat yang bermanfaat bagi manusia, sedang dalam surat Luqman Allah mengisyaratkan yang demikian. 2. Pada bagian akhir surah Ar Ruum disebutkan bahwa keadaan orang kafir itu bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al Qur'an mereka selalu membantah dan mendustakannya, sedang pada bahagian permulaan surat Luqman diterangkan keadaan mereka yaitu mereka selalu berpaling dan bersifat sombong terhadap ayat-ayat Al Qur'an itu. 3. Pada surat Ar Ruum terdapat ketegasan bahwa Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk dan Dia pulalah yang menciptakannya pada kali yang kedua. Hal itu amat mudah bagi-Nya. Dalam surat Luqman Allah menegaskan bahwa penciptaan manusia dan membangkitkannya kembali di akhirat adalah mudah pula bagi Allah. 4. Pada surat Ar Ruum Allah menerangkan tabi'at manusia bahwa apabila mereka ditimpa bahaya mereka berserah diri kepada Tuhannya dan bila mendapat rahmat sebahagian dari mereka kembali mempersekutukan-Nya. Dalam surat Luqman diterangkan tentang watak manusia itu dengan memberikan contoh, yaitu ketika manusia ditimpa bahaya di tengah lautan, dan ketika mereka telah selamat sampai di darat.

29 [QS:] AL-ANKABUUT (Labah-labah)

MUQADDIMAH
Surah Al'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai "Al'Ankabuut" berhubung terdapatnya perkataan Al'Ankabuut yang berarti "labah-labah" pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan labah-labah yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya, tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali; Allah akan menjamin rezeki tiap-tiap makhluk-Nya. 2. Hukum-hukum: Kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapa; kewajiban mengerjakan sembahyang karena sembahyang itu mencegah dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar; kewajiban menentang ajakan mempersekutukan Allah sekalipun datangnya dari ibu bapa. 3. Kisah-kisah: Kisah-kisah cubaan yang dialami oleh Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim,a.s., Nabi Luth a.s., Nabi Syu'aib a.s., Nabi Shaleh a.s., Nabi Musa a.s. 4. Dan lain-lain: Cobaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang, usaha manusia itu manfa'atnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur.

PENUTUP
Surah Al'Ankabuut menerangkan bahwa seseorang yang menyatakan dirinya beriman, belum dapat dikatakan beriman sebelum imannya itu dicoba dan diuji. Orang yang imannya lemah setelah disakiti barang sedikit saja hancurlah imannya, adakalanya mereka kembali menjadi kafir. Orang yang munafik dan orang yang kafir tidak akan luput dari azab Allah, sebagaimana yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu. Juga Allah mengumpamakan kepercayaan orang-orang musyrikin terhadap kekuatan berhala-berhala yang disembahnya sama dengan kepercayaan laba-laba terhadap kekuatan sarangnya. Dan juga Allah menyuruh orang yang beriman mengerjakan sembahyang mengingat Allah dan menyampaikan agama-Nya. Apabila orang-orang musyrik itu tetap enggan, itu adalah urusan Allah, bila mereka bertindak sewenang-wenang dan kaum muslimin belum mempunyai kekuatan, kaum muslimin haruslah hijrah ke tempat lain karena bumi Allah luas dan Allah- lah yang menentukan dan menjamin rezki tiap-tiap makhluk. Dan juga dunia adalah fana, sedang akhiratlah yang kekal. Di akhirat orang-orang kafir mendapat azab yang kekal sedang orang-orang yang berjihad di jalan Allah mendapat kesenangan yang abadi. PERSESUAIAN SURAH AL'ANKABUUT DENGAN SURAH AR RUUM 1. Bagian permulaan surat Al'Ankabuut menerangkan tentang jihad sebagai ujian bagi orang-orang mu'min, bahwa manusia itu dijadikan Allah bukan untuk bersenang-senang, tetapi untuk berusaha dan berjihad di jalan Allah sampai akhir hayatnya. Dalam berusaha dan berjihad di jalan Allah dan berjuang manusia biasa mendapat halangan dan rintangan, hanya orang- orang yang mu'minlah yang sanggup mengatasi halangan dan rintangan itu sehingga mereka mendapat kesenangan. Kemudian pada akhir surat Al'Ankabuut ini diulangi lagi tentang berjihad itu. Permulaan surat Ar Ruum mengandung arti bahwa orang mu'min akan mengalahkan orang-orang musyrik dalam waktu yang dekat. Maka ditinjau dari segi berjihad dan berusaha ini surat Ar Ruum adalah sebagai penyempurnaan dari apa yang dikemukakan dalam surat Al'Ankabuut. 2. Surat Al'Ankabuut mengemukakan tentang keesaan Allah dan adanya hari berbangkit secara garis besarnya, sedang surat Ar Ruum mengemukakan bukti-buktinya secara terperinci. 3. Surat Al'Ankabuut menyebutkan bahwa kewajiban rasul-rasul hanyalah menyampaikan agama Allah, sedangkan surat Ar Ruum menyebutkan bahwa rasul-rasul tidak dapat memberi taufik dan menjadikan seseorang menerima apa yang disampaikannya itu, hanyalah Allah yang dapat berbuat demikian.

28 [QS:] AL QASHASH (CERITA)

MUQADDIMAH
Surah Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Dinamai dengan "Al Qashash", kerana pada ayat 25 surat ini terdapat kata "Al Qashash" yang berarti "cerita". Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, ya'ni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surah Al Qashash ini adalah surah yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa. Pokok pokok isinya: I. Keimanan: Allah yang menentukan segala sesuatu dan manusia harus ridha dengan ketentuan itu; alam adalah fana hanyalah Allah saja Yang Kekal dan semuanya akan kembali kepada Allah, Allah mengeta- hui isi hati manusia baik yang dilahirkan ataupun yang disem- bunyikannya. 2. Kisah-kisah: Kekejaman Fir'aun dan pertolongan serta karunia Allah kepada Bani Israil; Musa a.s. dilemparkan ke sungai Nil, seorang Qibthi terbunuh oleh Musa a.s.; Musa a.s. di Mad-yan; Musa a.s. mene- rima perintah Allah menyeru Fir'aun dibukit Thur; kisah Karun. 3. Dan lain-lain: Al Qur'an menerangkan kisah nabi-nabi dan umat-umat dahulu sebagai bukti kerasulan Muhammad s.a.w.; akhli kitab yang ber- iman dengan Nabi Muhammad s.a.w. diberi pahala dua kali lipat; hikmat Al Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur; hanya Allah-lah Yang memberi taufik kepada hamba-Nya untuk ber- iman; Allah menghancurkan penduduk sesuatu negeri adalah karena kezaliman penduduknya sendiri; Allah tidak akan meng- azab sesuatu umat sebelum diutus rasul kepadanya; keadaan orang-orang kafir dan sekutu-sekutu mereka di hari kiamat; penggantian siang dan malam adalah sebagai rahmat Allah bagi manusia; Allah membalas kebaikan dengan berlipat ganda, sedang balasan kejahatan seimbang dengan yang telah dilakukan; janji Allah akan kemenangan Nabi Muhammad s.a.w.

PENUTUP
Surah Al Qashash diturunkan di waktu kaum muslimin dalam keadaan lemah, sedang orang musyrik Mekah sebagai penguasa di waktu itu mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang besar. Dalam surah ini Allah mengemukakan sebagaimana Fir'aun sebagai seorang raja yang mempunyai kekuasaan yang tak terbatas, begitu pula Qarun sebagai seorang yang berilmu dan mempunyai harta benda yang tak terhingga banyaknya. Akhirnya Fir'aun dan Qarun hancur lebur beserta apa yang dipunyainya karena mengingkari agama Allah, sedangkan Musa a.s. yang se- mulanya tidak mempunyai apapun, mendapat kemenangan karena mengikuti agama Allah, ayat 59 menegaskan lagi bahwa Allah menghancurkan negeri-negeri yang penduduknya zalim. Kemudian surat ini ditutup dengan menerangkan bahwa kaum muslimin sekalipun dalam keadaan lemah, nanti setelah hijrah ke Madinah akan kembali lagi ke Mekah sebagai pemenang, karena itu tetaplah menyembah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Dialah Yang Maha Kuasa dan me- nentukan segala sesuatu. PERSESUAIAN SURAH QASHASH DENGAN SURAH AL'ANKABUUT. 1. Surah Al'Ankabuut dibuka dengan hiburan dari Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya yang selalu disakiti dan diejek dan diusir oleh orang-orang musyrik Mekah dengan menerangkan bahwa orang-orang yang beriman itu akan menerima cobaan atas keimanan mereka kepada nabi mereka, sedang Al Qashash menerangkan aneka rupa cubaan yang dialami oleh Nabi Musa a.s. dan Bani Israil dalam menghadapi kekejaman Fir'aun. Oleh sebab itu Allah menyuruh agar Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya selalu sabar dalam menghadapi cubaan-cubaan itu. 2. Surah Al Qashash mengisahkan selamatnya Musa a.s. dari pengejaran Fir'aun setelah dengan tidak sengaja membunuh orang Qibti, dan mengisahkan selamatnya Musa a.s. dan pengikutnya dari pengejaran Fir'aun dan tentaranya dan tenggelamnya Fir'aun dan tentaranya di laut Merah, sedangkan surat Al Ankabuut mengisahkan selamatnya Nuh a.s. dan pengikutnya di atas bahtera dan tenggelamnya orang-orang yang mengingkari seruan Nuh a.s. Semua ini menunjukkan pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. 3. Surah Al Qashash mengemukakan kelemahan kepercayaan orang-orang yang menyembah berhala dengan menerangkan keadaan penyembah-penyembah berhala dengan berhala itu sendiri di hari kiamat, sedang surat Al'Ankabuut menyatakan kesalahan kepercayaan mereka pula dengan membandingkannya dengan labah-labah yang percaya akan kekuatan sarangnya yang sangat lemah itu. 4. Kedua surat ini sama-sama menerangkan Kisah Fir'aun dan Karun, serta akibat perbuatan keduanya. Kedua surah ini sama-sama menentuh soal-soal hijrah Nabi Muhammad s.a.w.

27 [QS:] AN NAML (SEMUT)

MUQADDIMAH
Surah An Naml terdiri atas 93 ayat, termasuk golongan surah- surah Makkiyyah dan diturunkan sesudah surah Asy Syu'araa'. Dinamai dengan "An Naml", karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan "An Naml" (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan ta'jub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan ni'mat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saoeh. Allah s.w.t. menyebut binatang semut dalam surat ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini dengan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s dan tentaranya, setelah menerima peringatan dari rajanya. Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar dalam berusaha untuk mencukupkan keperluan sehari-hari, mementingkan pula kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan kerja sama yang baik pula. Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam surat ini Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Sulaiman a.s. sebagai seorang nabi, rasul dan raja yang dianugerahi kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang nabi, rasul dan seoramg kepala negara yang ummi' dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Al Quraan adalah rahmat dan petunjuk bagi orang-orang mu'min; ke Esaan dan kekuasaan Allah s.w.t. dan keadaan-Nya tidak memerlukan sekutu-sekutu dalam mengatur alam ini; hanya Allah- lah Yang tahu tentang yang ghaib; adanya hari berrbangkit bukanlah suatu dongengan. 2. Kisah-kisah: Kisah Nabi Sulaiman a.s dengan semut, dengan burung hud-hud dan dengan ratu Balqis; kisah Nabi Shaleh a.s dengan kaumnya; kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya. 3. Dan lain-lain; Ciri-ciri orang mu'min; Al Quraan menjelaskan apa yang diperselisihkan Bani Israil; hanya orang-orang mu'minlah yang menerima petunjuk kejadian-kejadian sebelum datangnya kiamat dan keadaan orang-orang yang beriman dan tidak beriman waktu itu, Allah menyuruh Nabi Muhammad s.a.w. dan umatnya memuji dan menyembah Allah saja dan membaca Al Quraan, Allah akan memperlihatkan kepada kaum musyrikin akan kebenaran ayat-ayat-Nya.

PENUTUP
Surah An Naml dimulai dengan menerangkan sifat-sifat Al Quraan, menerangkan kisah beberapa orang rasul dengan umat-umatnya yang mau mengikuti ajaran-ajaran yang dibawanya dan yang tidak mau mengikutinya. Kemudian surat ini diakhiri dengan perintah menyembah Allah dan membaca Al Quraan dan bahwa Allah memperlihatkan kepada kaum musyrikin kebenaran ayat-ayat-Nya. PERSESUAIAN SURAH AN NAML DENGAN AL QASHASH. 1. Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan huruf abjad, menerangkan sifat-sifat Al Quraan dan dengan kisah Musa a.s. Hanya saja kisah Musa a.s. dalam surat Al Qashash diterangkan lebih lengkap dibandingkan kisah Musa a.s. yang terdapat dalam surat An Naml. 2. Surat An Naml menerangkan secara garis besarnya bahwa keingkaran orang-orang kafir terhadap adanya hari berbangkit itu tidak beralasan kemudian dikemukakan kepada mereka persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan kebangkitan itu. Hal ini diterangkan lebih jelas dalam surat Al Qashash. 3. Surah An Naml menerangkan kehancuran kaum Shaleh dan kaum Luth akibat durhaka kepada Allah dan Nabi-Nya, sedang surah Al Qashash menyinggungnya pula. 4. Surah An Naml menyebut balasan pada hari kiamat terhadap orang-orang yang membuat keburukan di dunia, dan surat Al Qashash menyebutkannya pula. 5. Bahagian akhir kedua surah ini sama-sama menyebutkan perintah menyembah Allah dan membaca ayat-ayat Al Quraan.

26 [QS:] ASY SYU'ARAA' (PARA PENYAIR)

MUQADDIMAH
Surah ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Dinamakan "Asy Syu'araa" (kata jamak dari "Asy Syaa'ir" yang berarti penyair) diambil dari kata "Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Qur'an dituduh sebagai syair, Al Qur'an adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia. Pokok isinya: I. Keimanan: Jaminan Allah akan kemenangan perjuangan rasul- rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Qur'an benar- benar wahyu Allah yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya Allah yang wajib disembah. 2. Hukum-hukum : Keharusan memenuhi takaran dan timbangan; larangan mengubah syair yang berisi cacian-cacian, khurafat- khurafat, dan kebohongan-kebohongan. 3. Kisah-kisah: Kisah-kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun; kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya (Tsamud); kisah Nabi Hud a.s. dengan kaumnya (Ad), kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan penduduk Aikah. 4. Dan lain-lain: Kebinasaan suatu bangsa atau umat disebabkan mereka meninggalkan petunjuk-petunjuk agama; tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan perobahan-perobahannya adalah bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa; petunjuk-petunjuk Allah bagi pemimpin agar berlaku lemah lembut terhadap pengikut-pengikutnya; turunnya kitab Al Qur'an dalam bahasa Arab sudah disebut dalam kitab- kitab suci dahulu.

PENUTUP
Sebagian besar surah Asy Syu'araa' menerangkan kisah nabi-nabi dengan umatnya masing-masing. Mereka mengalami penderitaan dan permusuhan dari kaumnya, tetapi pada akhirnya mereka mendapat kemenangan, dan lawan-lawan mereka mengalami kehancuran. Kisah-kisah ini diceritakan olah Allah untuk menghibur hati Rasulullah s.a.w. dan kaum muslimin; karena kelak mereka akan mendapat kemenangan sebagaimana para rasul zaman dahulu itu. HUBUNGAN SURAT ASY SYU'ARAA' DENGAN SURAT AN NAML. 1. Surat An Naml melengkapi surat Asy Syu'araa' dengan menambahkan ke dalamnya kisah nabi-nabi yang tidak terdapat dalam surat Asy Syu'araa', yaitu kisah Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. 2. Juga terdapat pada surat An Naml tambahan-tambahan uraian kisah Nabi Luth a.s. dan Nabi Musa a.s. yang keduanya ada diceritakan dalam surat Asy Syu'araa'. 3. Masing-masing dari kedua surat ini memuat sifat Al Qur'an dan menerangkan bahwa Al Qur'an itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah s.w.t. 4. Kedua surah ini sama-sama menghibur hati Nabi Muhammad s.a.w. yang mengalami bermacam-macam penderitaan dan permusuhan dari kaumnya.

Monday, January 24, 2011

25 [QS:] AL FURQAAN (PEMBEDA)

MUQADDIMAH
Surah ini terdiri atas 77 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Dinamai "Al Furqaan" yang artinya 'pembeda", diambil dari kata "Al Furqaan" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan Al Furqaan dalam ayat ini ialah Al Qur'an. Al Qur'an dinamakan Al Furqaan karena dia membedakan antara yang haq dengan yang batil. Maka pada surah ini pun terdapat ayat-ayat yang membedakan antara kebenaran ke-esaan Allah s.w.t. dengan kebatilan kepercayaan syirik. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Allah Maha Besar berkah dan kebaikan-Nya; hanya Allah saja yang menguasai langit dan bumi; Allah tidak punya anak dan sekutu; Al Qur'an benar-benar diturunkan dari Allah; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; Allah bersemayam di atas Arsy; Nabi Muhammad s.a.w. adalah hamba Allah yang diutus ke seluruh alam; rasul- rasul itu adalah manusia biasa yang mendapat wahyu dari Allah; pada hari kiamat akan terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa seperti belahnya langit, turunnya malaikat ke bumi, orang-orang berdosa dihalau ke neraka dengan berjalan atas muka mereka. 2. Hukum-hukum: Tidak boleh mengabaikan Al Qur'an; larangan menafkahkan harta secara boros atau kikir; larangan membunuh atau berzina; kewajiban memberantas kekafiran dengan mempergunakan alasan Al Qur'an; larangan memberikan saksi palsu. 3. Kisah-kisah: Kisah-kisah Musa a.s., Nuh a.s., kaum Tsamud dan kaum Syu'aib. 4. dan lain-lain: Celaan-celaan orang-orang kafir terhadap Al Qur'an; kejadian- kejadian alamiyah sebagai bukti ke-esaan dan kekuasaan Allah; hikmah Al Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur; sifat-sifat orang musyrik antara lain mempertuhankan hawa nafsu; tidak mempergunakan akal; sifat-sifat hamba Allah yang sebenarnya.

PENUTUP
Surah Al Furqaan mengandung penjelasan tentang kebenaraan ke Esaan Allah, kenabian Muhammad s.a.w. serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari kiamat dan mengemukakan pula kebatalan kemusyrikan dan kekafiran. Kejadian alamiyah seperti pergantian siang dan malam, bertiupnya angin, turunnya hujan dan lain-lain diterangkan Allah dalam surat ini sebagai bukti dari ke Esaan dan kekuasaan-Nya. Akibat umat-umat yang dahulu yang ingkar dan menentang nabi-nabi dikisahkan pula secara ringkas. Pada bagian terakhir, Allah menerangkan sifat-sifat yang terpuji dari hamba-Nya yang beriman. HUBUNGAN SURAT AL FURQAAN DENGAN SURAT ASY SYU'ARAA' 1. Beberapa persoalan dalam surat Al Furqaan diuraikan lagi secara luas di dalam surat yang Asy Syu'araa' antara lain beberapa kisah nabi-nabi. 2. Masing-,asing dari kedua surat itu dimulai dengan keterangan dari Allah bahwa Al Qur'an adalah petunjuk bagi alam semesta dan membedakan barang yang hak dengan yang batil, dan ditutup dengan ancaman kepada orang- orang yang mendustakan.

24 [QS:] AN NUUR (Cahaya)

MUQADDIMAH
Surah An Nuur terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surah-surah Madaniyah. Dinamai "An Nuur" yang berarti "Cahaya", diambil dari kata An Nuur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah s.w.t. menjelaskan tentang Nuur Ilahi, ya'ni Al Qur'an yang mengandung petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu, merupakan cahaya yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat ini sebagian besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan soal kemasyarakatan dan rumah tangga. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Kesaksian lidah dan anggota-anggota atas segala perbuatan manusia pada hari kiamat; hanya Allah yang menguasai langit dan bumi; kewajiban rasul, hanyalah menyampaikan agama Allah; iman merupakan dasar daripada diterimanya amal ibadah. 2. Hukum-hukum: Hukum-hukum sekitar masalah Zina, li'an dan adab-adab pergaulan di luar dan di dalam rumah tangga. 3. Kisah-kisah: Cerita tentang berita bohong terhadap Ummul Mu'minin 'Aisyah r.a. (Qishshatul Ifki). 4. Dan lain-lain: Semua jenis haiwan diciptakan Allah dari air; janji Allah kepada kaum muslimin yang beramal saleh.

PENUTUP
Dalam surah An Nuur terdapat ayat-ayat hukum dan petunjuk-petunjuk Allah bagi manusia, baik yang berhubungan dengan hidup kemasyarakatan maupun dengan hidup berumah tangga. Kesemuanya itu merupakan cahaya yang menyinari kehidupan manusia dalam menempuh jalan yang menuju kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. HUBUNGAN SURAT AN NUUR DENGAN SURAT AL FURQAAN. 1. Surat An Nuur ini, ditutup oleh Allah s.w.t. dengan keterangan bahwa Dialah yang memiliki langit dan bumi serta segala isinya dan yang mengaturnya berdasarkan hikmah dan kemaslahatan yang dikehendaki-Nya. Dan Dia pulalah yang berbuat perhitungan terhadap segala amal perbuatan hamba-hamba-Nya pada hari kiamat. Maka dalam surat Al Furqaan Allah memulai dengan menunjukkan ketinggian-Nya baik pada zat, sifat-sifat, dan perbuatan-Nya, dan menunjukkan pula kecintaan-Nya kepada hamba- hamba-Nya dengan dengan menurunkan Al Qur'an sebagai pedoman hidup bagi mereka. 2. Pada akhir surat ini Allah mewajibkan kaum muslimin mengikuti Rasul-Nya, Muhammad s.a.w; serta mengancam dengan azab bagi mereka yang menentangnya; maka pada permulaan surat Al Furqaan, Allah menyebutkan bahwa kepada Nabi Muhammad s.a.w. diberikan Al Qur'an yang membimbing umat manusia. 3. Pada masing-masing umat digambarkan keadaan awan, turunnya hujan dan penghijauan bumi sebagai bukti kekuasaan Allah. 4. Dalam kedua surat ini Allah menjelaskan bahwa amal usaha orang-orang kafir pada hari kiamat tidak diberi pahala barang sedikitpun, dan keduanya menerangkan pula asal mula kejadian manusia.

23 [QS:] AL MU'MINUUN (ORANG-ORANG YANG BERIMAN)

MUQADDIMAH
Surah Al Mu'minuun terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Dinamai "Al Mu'minuun", karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mu'min yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w. Pokok-pokok isinya. I. Keimanan: Kepastian hari berbangkit dan hal-hal yang terjadi pada hari kiamat; Allah tidak memerlukan anak atau sekutu. 2. Hukum-hukum: Manusia dibebani sesuai dengan kesanggupannya; rasul-rasul semuanya menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik; pokok-pokok agama yang dibawa para nabi adalah sama, hanya syariatnya yang berbeda-beda. 3. Kisah-kisah: Kisah Nuh a.s.; kisah Hud a.s. kisah Musa a.s. dan Harun a.s.; kisah Isa a.s. 4. Dan lain-lain: Tujuh perkara yang harus dipenuhi, oleh seorang mu'min yang ingin mendapat keberuntungan hidup di dunia maupun di akhirat; proses kejadian manusia; tanda-tanda orang yang bersegera kepada kebaikan; ni'mat Allah yang dianugerahkan kepada manusia wajib disyukuri.

PENUTUP
Surah Al Mu'minuun dimulai dengan sifat-sifat yang dipunyai oleh seorang mu'min yang berbahagia hidup di dunia dan di akhirat. Sekalipun Allah tidak membeda-bedakan pemberian rezki di dunia ini kepada manusia apakah ia mu'min atau kafir, tetapi kebahagiaan yang sebenarnya hanya diberikan kepada orang-orang yang mu'min di akhirat kelak. Kemudian dikemukakan apa yang telah dialami oleh para nabi dan kaum-kaum kepada siapa mereka diutus; orang-orang yang mengikuti nabi selalu mendapat pertolongan dari Allah, sedang orang-orang yang mengingkari nabi dihancurkan dan dimusnahkan Allah agar menjadi i'tibar bagi umat-umat yang datang kemudian. Setelah menggambarkan kedahsyatan hari kiamat, maka surat ini ditutup dengan menggambarkan hasil yang diperoleh oleh orang-orang mu'min dan orang-orang kafir di akhirat nanti. Persesuaian surat Al Mu'minuun dengan surat An Nuur. 1. Pada bagian permulaan surat Al Mu'minuun disebutkan bahwa salah satu tanda orang-orang mu'min itu ialah orang yang menjaga kemaluannya, sedang permulaan surat An Nuur menetapkan hukum bagi orang-orang yang tidak dapat menjaga kemaluannya yaitu pezina wanita, pezina laki-laki dan apa yang berhubungan dengannya, seperti menuduh orang berbuat zina, qishshatul ifki, keharusan menutup mata terhadap hal-hal yang ada hubungannya dengan perbuatan zina, menyuruh agar orang-orang yang tidak sanggup melakukan pernikahan menahan diri dan sebagainya. 2. Pada surat Al Mu'minuun Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan alam ini ada hikmatnya, yaitu agar semua makhluk yang diciptakan-Nya itu melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan-Nya, sedang surat An Nuur menyebutkan sejumlah perintah-perintah dan larangan-larangan

Saturday, January 22, 2011

22 [QS:] AL HAJJ (HAJI)



MUQADDIMAH
Surah Al Hajj, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, terdiri atas 78 ayat, sedang menurut pendapat sebahagian ahli tafsir termasuk golongan surath-surah Makkiyah. Sebab perbedaan ini ialah karena sebahagian ayat-ayat surat ini ada yang diturunkan di Mekah dan sebahagian lagi diturunkan di Madinah. Dinamai surah ini "Al Hajj", karena surath ini mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadat haji, seperti ihram, thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, mencukur rambut, syi'ar-syi'ar Allah, faedah-faedah dan hikmah-hikmah disyari'atkannya haji. Ditegaskan pula bahwa ibadat haji itu telah disyari'atkan di masa Nabi Ibrahim a.s., dan Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim a.s. bersama puteranya Ismail a.s. Menurut Al Ghaznawi, surat Al Hajj termasuk di antara surah-surah yang ajaib, diturunkan di malam dan di siang hari, dalam musafir dan dalam keadaan tidak musafir, ada ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan ada pula yang diturunkan di Madinah, isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada pula yang mutasyabihaat. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Keimanan tentang adanya kebangkitan dan huru-hara hari kiamat; dari susunan alam semesta dapat diambil bukti- bukti tentang adanya Allah Maha Pencipta. 2. Hukum-hukum: Kewajiban berhaji bagi kaum muslimin dan haji telah disyari'atkan pada masa Ibrahim a.s.; hukum berkata dusta; larangan menyembah berhala; binatang-binatang yang halal dimakan; hukum menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil-haram; keizinan berperang untuk mempertahankan diri dan agama; hukum-hukum yang berhubungan dengan haji. 3. Dan lain-lain: Membantah kebenaran tanpa pengetahuan adalah perbuatan yang tercela; tanda-tanda takwa yang sampai ke hati; tiap-tiap agama yang dibawa rasul-rasul sejak dahulu mempunyai syari'at tertentu dan cara melakukannya; pahala orang yang mati dalam berhijrah di jalan Allah; sikap orang-orang kafir bila mendengar ayat-ayat Al Qur'an; anjuran berjihad dengan sesungguhnya; celaan Islam terhadap orang-orang yang tidak tetap pendiriannya dan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri.

PENUTUP
Surah Al Hajj mengingatkan manusia kepada adanya hari berbangkit dengan mengemukakan bukti-bukti tentang kejadian dan proses perkembangan manusia, haiwan dan tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu sudah sewajarnya manusia bersyukur dan menyembah Allah Tuhan semesta alam. Juga mengemukakan tentang disyariatkannya haji, mengenai waktu-waktu yang boleh melakukan peperangan dan yang tidak boleh melakukannya berhubungan adanya bulan-bulan suci yang ditentukan Allah. PERSESUAIAN SURAT AL HAJJ DENGAN SURAH AL MU'MINUUN 1. Surat Al Hajj menyuruh orang-orang mu'min mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, mengerjakan aneka rupa kebaikan agar mendapat keberuntungan, sedang permulaan surat Al Mu'minuun menegaskan bahwa orang-orang mu'min bila mereka betul-betul mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya seperti zina, pasti mendapat keberuntungan. 2. Sama-sama mengemukakan tentang penciptaan manusia, perkembangan kejadian dan kehidupan, dan menjadikan hal yang demikian sebagai bukti adanya hari berbangkit. 3. Sama-sama menyinggung umat-umat yang dahulu yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi mereka, untuk menjadi i'tibar bagi orang-orang yang datang di belakang mereka.

Friday, January 21, 2011

21 [QS:] AL ANBIYAA' (NABI-NABI)

MUQADDIMAH
Surah Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah.Dinamai surah ini dengan "al anbiyaa'"(nabi-nabi), karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab,kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. maka ditegaskan Allah,kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah di dunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad s.a.w supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu. Selain yang tersebut diatas pokok-pokok isi surat ini ialah: I. Keimanan: Para nabi dan para rasul itu selamanya diangkat Allah dari jenis manusia; langit dan bumi akan binasa kalau ada Tuhan selain Allah; semua Rasul membawa ajaran tauhid dan keharusan manusia menyembah Allah; tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati; cobaaan Allah kepada manusia ada yang berupa kebaikan dan ada yang berupa keburukan; hari kiamat datangnya dengan tiba-tiba. 2. Kisah-kisah: Kisah Ibrahim a.s (ajakan Ibrahim a.s kepada bapaknya untuk menyembah Allah, bantahan Ibrahim terhadap kaumnya yang menyembah berhala-berhala, bantahan lbrahim a.s. terhadap Namrudz yang bersimaharajalela dan menganggap dirinya Tuhan),kisah Nuh a.s., kisah Daud a.s., dan Sulaiman a.s; kisah Ayyub a.s.; kisah Yunus a.s.; kisah Zakaria a.s. 3. Dan lain- lain: Karunia Al Qur'an; tuntutan kaum musyrikin kepada Nabi Muhammad saw untuk mendatangkan mu'jizat yang lain dari Al Qur'an ; kehancuran suatu umat adalah karena kezalimannya; Allah menciptakan langit dan bumi beserta hikmatnya; soal jawab antara berhala dan penyembahnya dalam neraka; timbulnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai tanda-tanda kedatangan hari kiamat; bumi akan diwariskan kepada hamba Allah yang dapat memakmurkannya; kejadian alam semesta; sesuatu yang hidup itu berasal dari air.

PENUTUP
Surah Al Anbiyaa' menerangkan bahwa sudah menjadi sunnah Allah bahwa para nabi atau rasul yang diutus-Nya adalah dari jenis manusia yang diberikan kepada mereka kitab dan mu'jizat. Dasar agama (aqidah) yang dibawa oleh para nabi itu adalah sama, hanya berbeda dalam syariat (hukum furu'), karena ini disesuaikan dengan perkembangan masa dan keadaan. PERSESUAIAN SURAT AL ANBIYAA' DENGAN SURAT AL HAJJ. 1. Pada akhir surat Al Anbiyaa' dikemukakan hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat, sedang pada bahagian permulaan surat Al Hajj mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit dengan dalil akal. 2. Surat Al Anbiyaa' mengutarakan bahwa Allah tidak menjadikan manusia sebagai makhluk yang kekal hidupnya; semuanya akan merasai mati. Kemudian mereka dibangkitkan di hari kiamat untuk dihisab perbuatan-perbuatan yang teIah mereka lakukan di dunia. Pada surat Al Hajj diterangkan bahwa manusia dapat menjadikan dalil keadaan pertumbuhan yang terdapat di alam semesta, dari ada kepada tidak ada dan sebaliknya, sebagai bukti bahwa janji Allah tentang hari berbangkit pasti akan menjadi kenyataan. 3. Surat Al Anbiyaa' menerangkan kisah nabi-nabi dan dalil-dalil yang dihadapkan kepada kaumnya tentang kebenaran agama yang dibawanya, sedang surat Al Hajj menuntut agar manusia memperhatikan aneka ragam ciptaan Allah dan pengaturannya, untuk memperkuat kepercayaan kepada kebenaran agama Allah.

Thursday, January 20, 2011

20 [QS:] THAAHA

MUQADDIMAH
Surat Thaahaa terdiri atas 135 ayat, diturunkan sesudah diturunkannya surat Maryam, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamai "Thaahaa", diambil dari perkataan yang berasal dan ayat pertama surat ini. Sebagaimana yang lazim terdapat pada surat-surat yang memakai huruf-huruf abjad pada permulaannya, di mana huruf tersebut seakan-akan merupakan pemberitahuan Allah kepada orang-orang yang membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan dikemukakan hal-hal yang sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya dengan ayat-ayat yang terdapat sesudah huruf "thaahaa" dalam surat ini. Allah menerangkan bahwa Al Qur'an merupakan peringatan bagi manusia, wahyu dari Allah, Pencipta semesta alam.Kemudian Allah menerangkan kisah beberapa orang nabi; akibat-akibat yang telah ada akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan orang-orang yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Selain hal-hal tersebut di atas, maka surat ini mengandungi pokok-pokok isi sebagai berikut: I. Keimanan: Al Qur'an adalah peringatan bagi manusia terutama bagi orang-orang yang bertakwa; Musa a.s. langsung menerima wahyu dari Allah, tanpa perantara Jibril; Allah menguasai 'Arsy, mengetahui sesuatu yang samar dan yang lebih samar;keadaan orang berdosa dihimpunkan di hari kiamat; syafa'at tidak bermanfaat di hari kiamat, kecuali syafa'at dari orang-orang yang dapat izin dari Allah. 2. Hukum-hukum: Perintah mengerjakan sembahyang dan keutamaan waktu-waktunya; kewajiban menyuruh keluarga melakukan sembahyang. 3. Kisah-kisah: Kisah Musa a.s. dan Harun a.s. dalam menghadapi Fir'aun dan Bani Israil, kisah Nabi Adam a.s. dan iblis. 4. Dan lain-lain: Perintah Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. supaya dia meminta tambahan ilmu kepada Allah sekalipun sudah menjadi rasul; Allah tidak akan mengazab sesuatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka; jangan terpengaruh oleh kesenangan kehidupan dunia.

PENUTUP
Dalam surat Thaahaa ini diterangkan bahwa Al Qur'an sebagai kitab yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w., adalah peringatan dan kabar gembira bagi manusia, wajib diikuti dan dipercayai. Amatlah besar akibat yang dialami oleh orang dahulu yang tidak mempercayai dan mengingkari rasul-rasul yang diutus kepada mereka, seperti Fir'aun dan pengikut-pengikutnya. Kisah Bani Israilpun dipaparkan Allah dalam surat ini sebagai suatu umat yang banyak mengingkari perintah nabinya. PERSESUAIAN SURAT THAAHA DENGAN SURAT AL ANBIYAA'. Surat Thaahaa diakhiri dengan menerangkan bahwa manusia mudah dipengaruhi oleh kenikmatan hidup duniawi, yang oleh Allah dijadikan sebagai cobaan bagi manusia, juga diakhiri dengan menyuruh bersabar dan bersembahyang, serta menerangkan apa-apa yang diterima oleh orang-orang yang bertakwa. Hal itu diulangi lagi pada permulaan surat Al Anbiyaa' dan ditegaskan bahwa manusia selalu lalai dan lupa terhadap perbuatan-perbuatan yang harus dilakukannya untuk menghadapi hari kiamat dan berhisab di akhirat nanti.

19 [QS:] MARYAM

MUQADDIMAH
Surat Maryam terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surat Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi. Surat ini dinamai "Maryam", karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang serba ajaib, yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s. tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya do'a Zakaria a.s. oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak mungkin akan terjadi. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Allah berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya, kendatipun menyimpang dan hukum-hukum alam; Isa a.s. bukan anak Allah karena mustahil Allah mempunyai anak; Jibril a.s. turun kepada rasul-rasul membawa wahyu atas perintah Allah; di hari kiamat orang kafir menghadap Allah sendiri-sendiri semua manusia akan menghadap Tuhan sebagai hamba. 2. Kisah-kisah: Allah mengabulkan do'a Zakaria a.s. untuk memperoleh anak, sekalipun usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul; kisah kelahiran Isa a.s. tanpa bapak; kisah Ibrahim a.s. dengan bapaknya; Musa a.s. seorang yang dipilih oleh Allah; Ismail a.s. seorang yang benar dalam janjinya; Idris a.s. seorang yang sangat kuat kepercayaannya. 3. Dan lain-lain: Ancaman terhadap orang yang meninggalkan sembahyang dan mengikuti hawa nafsunya serta kabar gembira untuk orang-orang yang telah taubat dan mengerjakan amal-amal yang saleh; keadaan di syurga; membiarkan orang yang sesat setelah diberi petunjuk bergelimang dalam kesesatannya adalah sunnah Allah.

PENUTUP
Surat Maryam mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh manusia apabila mereka memikirkan kejadian-kejadian di alam semesta dalam hubungan dengan Penciptanya; ada kejadian yang terjadi sesuai dengan sunnah Allah dan dapat dipikirkan oleh manusia; dan ada pula kejadian yang luar biasa, aneh lagi ajaib yang tidak sampai pikiran manusia kepadanya. Kejadian-kejadian yang luar biasa ini terjadi pada orang-orang yang telah dipilih oleh Allah, dan dikemukakan kepada manusia agar mereka percaya kepada Allah Maha Pencipta. Persesuaian surat Maryam dengan surat Thaahaa. 1. Surat Maryam mengemukakan kisah beberapa nabi dan rasul; ada yang secara terperinci, ada yang secara ringkas dan ada pula yang hanya disebut namanya saja, yaitu Nabi Adam a.s. Surat Thaahaa mengemukakan pula kisah beberapa orang nabi dan rasul sebagaimana halnya surat Maryam. Kisah Musa a.s. dalam surat Maryam disebut secara singkat, sedang dalam surat Thaahaa dikemukakan secara terperinci. Begitu pula kisah Adam a.s. yang hanya namanya saja disebut dalam surat Maryam, sedang dalam surat Thaahaa dikemukakan secara terperinci. 2. Menurut riwayat Ibnu Abbas, surat Thaahaa diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. setelah Allah menurunkan surat Maryam. 3. Akhir surat Maryam menerangkan bahwa Al Quraan diturunkan dalam bahasa Arab, sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang takwa dan peringatan bagi orang-orang yang ingkar, sedang awal surat Thaahaa menerangkan dan menguatkannya lagi.

18 [QS:] AL KAHFI (Gua)

MUQADDIMAH
Surat ini terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah. Dinamai "Al-Kahfi" artinya "Gua" dan "Ashhabul Kahfi" yang artinya "Penghuni-Penghuni Gua". Kedua nama ini diambil dari cerita yang terdapat dalam surat ini pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini, yang kesemuanya mengandung i'tibar dan pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia. Banyak hadist-hadist Rasulullah s.a.w. yang menyatakan keutamaan membaca surat ini. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Kekuasaan Allah swt untuk memberi daya tahan hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah s.w.t. tidak berobah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) amat luas sekali, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak mampu buat menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Qur'an adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan. 2. Hukum-Hukum: Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; kebolehan merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar. 3. Kisah-Kisah: Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mu'min; cerita Nabi Musa a.s. dengan Khidhr a.s.; cerita Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj. 4. Dan lain-lain: Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah swt serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.

PENUTUP
Surat Al Kahfi dimulai dengan menerangkan sifat Al Qur'an sebagai petunjuk dan peringatan bagi manusia, dan sebagai peringatan pula terhadap mereka yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Semua yang ada dipermukaan bumi merupakan perhiasan bagi bumi dan sengaja diciptakan Allah agar manusia memikirkan bagaimana cara mengambil manfa'at dari semuanya itu. Kekuasaan Allah dan betapa luas pengetahuan-Nya dikemukakan dalam surat ini dengan menyebutkan kisah Nabi Musa a.s. dengan Khidhr a.s., kisah Dzulqarnain dan dengan mengibaratkan bahwa seandainya semua air yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu pula dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, tentu tidak akan mencukupi. Kemudian diterangkan bahwa semua amal orang musyrik itu tidak diberi pahala di akhirat, sedang untuk orang-orang mu'min disediakan Jannatun Na'im. PERSESUAIAN SURAT AL KAHFI DENGAN SURAT MARYAM 1. Kedua surat ini sama-sama mengandung kisah yang ajaib, seperti surat Al Kahfi mengemukakan kisah Ashhabul Kahfi, kisah Musa a.s. dengan Khidhr a.s., kisah Dzulqarnain, sedang surat Maryam mengemukakan kisah keluarga Yahya a.s. di waktu bapaknya Zakariya a.s. telah sangat tua dan ibunya seorang wanita tua yang mandul, dan kisah kelahiran Isa a.s. tanpa bapak. 2. Bagian akhir surat Al Kahfi menerangkan tentang ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang mengambil pelindung selain Allah, semua amal mereka sia-sia dan mereka dimasukkan ke dalam neraka, sedang pada bagian akhir surat Maryam diulangi lagi celaan dan ancaman Allah terhadap orang-orang yang mempersekutukan-Nya.

17 [QS:] AL ISRAA' (Memperjalankan di malam hari )

MUQADDIMAH
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan "Al Israa" yang berarti "memperjalankan di malam hari", berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan "Bani Israil" artinya "keturunan Israil" berhubung dengan permulaan surat ini, ya'ni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat ya'ni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat "Bani Israil" pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Allah tidak mempunyai anak baik berupa manusia ataupun malaikat; Allah pasti memberi rezki kepada manusia; Allah mempunyai nama-nama yang paling baik; Al Qur'an adalah wahyu dan Allah yang memberikan petunjuk, penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman; adanya padang Mahsyar dan hari berbangkit. 2. Hukum-hukum: Larangan-larangan Allah tentang: menghilangkan jiwa manusia; berzina, mempergunakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dibenarkan agama; ikut-ikutan baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan dan durhaka kepada ibu bapa. Perintah Allah tentang: memenuhi janji dan menyempurnakan timbangan dan takaran, melakukan shalat lima waktu dalam waktunya. 3. Kisah-kisah: Kisah Israa' Nabi Muhammad s.a.w., beberapa kisah tentang Bani Israil. 4. Dan lain-lain: Pertanggungan jawab manusia masing-masing terhadap amal perbuatannya; beberapa faktor yang menyebabkan kebangunan dan kehancuran suatu umat; petunjuk-petunjuk tentang pergaulan dengan orang tua, tetangga dan masyarakat; manusia makhluk Allah s.w.t. yang mulia, dalam pada itu manusia mempunyai pula sifat-sifat yang tidak baik seperti suka ingkar, putus asa dan terburu-buru; dan persoalan roh.

PENUTUP
Banyak ayat-ayat dalam surat ini mengemukakan bahwa Al Qur'an yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. benar-benar wahyu Allah, dan bahwa manusia itu pasti mengalami hari berbangkit. Dalam surat ini dikemukakan pula dalil-dalil kekuasaan dan ke-esaan Allah s.w.t. serta hukum-hukum yang diturunkan-Nya yang wajib diperhatikan dan dikerjakan oleh manusia. HUBUNGAN SURAT AL ISRAA' DENGAN SURAT AL KAHFI. 1. Surat Al Israa' dimulai dengan tasbih (membaca subhanallah) pada Allah sedang surat Al Kahfi dibuka dengan tahmid (membaca alhamdulillah) kepada-Nya. Tasbih dan tahmid adalah dua kata yang acapkali bergandengan dalam firman-firman Allah. 2. Persamaan antara penutup surat Al Israa' dengan pembukaan surat Al Kahfi yaitu sama-sama dengan tahmid kepada Allah. 3. Menurut riwayat, ada tiga buah pertanyaan yang dihadapkan oleh orang-orang Yahudi dengan perantaraan orang-orang musyrikin kepada Nabi Muhammad s.a.w. ya'ni masalah roh, cerita Ashabul Kahfi dan kisah Zulqarnain. Masalah roh itu dijawab dalam surat Al Israa', dan dua masalah lainnya pada surat Al Kahfi. 4. Dalam surat Al Israa' ayat 85 Allah berfirman: "Dan tidaklah kamu diberi ilmu hanyalah sedikit" Firman ini ditujukan kepada sebagian orang-orang Yahudi yang merasa sombong dengan ilmu pengetahuan yang ada pada mereka, sebab bagaimanapun juga mereka adalah manusia yang hanya diberi ilmu pengetahuan yang sedikit. Dalam surat Al-Kahfi Allah menceritakan tentang Nabi Musa a.s. dengan Nabi Khidhr a.s. yang belum pernah diketahui oleh orang-orang Yahudi.

16 [QS:] AN NAHL (LEBAH)

MUQADDIMAH
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan "An Nahl" yang berarti "lebah" karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah". Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan keni'matan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Qur'anul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Qur'an mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya ni'mat-ni'mat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam ni'mat untuk hamba-hamba-Nya. Pokok-pokok isinya : I. Keimanan: Kepastian adanya hari kiamat; keesaan Allah; kekuasaan-Nya dan kesempurnaan ilmu-Nya serta dalil-dalilnya; pertanggungan jawab manusia kepada Allah terhadap segala apa yang telah dikerjakannya. II. Hukum-hukum : Beberapa hukum tentang makanan dan minuman yang diharamkan dan yang dihalalkan; kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut seperti merjan dan mutiara; dibolehkan memakan makanan yang diharamkan dalam keadaan terpaksa; kulit dan bulu binatang dari hewan yang halal dimakan; kewajiban memenuhi perjanjian dan larangan mempermainkan sumpah; larangan membuat-buat hukum yang tak ada dasarnya; perintah membaca isti'aadzah (a'uudzubillahi minasyaithaanirrajiim = aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk); larangan membalas siksa melebihi siksaan yang diterima. 3. Kisah-kisah: Nabi Ibrahim a.s. IV. Lain-lain: Asal kejadian manusia; madu adalah untuk kesehatan manusia; nasib pemimpin-pemimpin palsu di hari kiamat; pandangan orang Arab zaman Jahiliyah terhadap anak perempuan; ajaran moral di dalam Islam; pedoman da'wah dalam Islam.

PENUTUP
Surat An Nahl mengandung keterangan tentang sifat-sifat orang musyrikin, dan tingkah laku mereka, serta tantangan mereka terhadap kebenaran hari kiamat dan kerasulan Muhammad s.a.w., kemudian Allah s.w.t. menyebutkan peringatan-peringatan-Nya kepada mereka dan azab yang mereka alami sebagai akibat dari sifat perbuatan mereka itu. Dalam surat ini, Allah menunjukkan bukti-bukti ke Esaan-Nya seraya memaparkan ni'mat-ni'mat yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dan surat ini memuat juga hukum-hukum dan ajaran- ajaran tentang akhlak. HUBUNGAN SURAT AN NAHL DENGAN SURAT AL ISRAA' 1. Dalam surat An Nahl ini, Allah menyebutkan perselisihan orang-orang Yahudi tentang hari Sabtu, kemudian di surat Al Israa' dijelaskan syariat orang Yahudi yang ditetapkan bagi mereka di dalam Taurat. 2. Sesudah Allah s.w.t. menganjurkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. agar bersabar dan melarang beliau agar jangan berduka cita atau berkecil hati disebabkan tipu daya orang-orang musyrikin, maka di surat Al Israa' Allah menerangkan kemuliaan Nabi Muhammad s.a.w. serta martabatnya yang tinggi di hadapan Allah s.w.t. 3. Dalam surat An Nahl ini Allah menerangkan bermacam-macam ni'mat-Nya, disamping itu Allah menerangkan, bahwa kebanyakan manusia tidak mensyukuri ni'mat itu, kemudian dalam surat Al Israa' disebut lagi ni'mat-ni'mat yang lebih besar yang diberikan kepada Bani Israil yang mereka tidak mensyukurinya, malah mereka berbuat kerusakan di muka bumi. 4. Dalam surat An Nahl Allah mengatakan, bahwa air madu yang ke luar dari lebah merupakan minuman yang mengandung obat bagi manusia, maka dalam surat Al Israa' diterangkan bahwa Al Qur'an pun mengandung juga obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

15 [QS:] AL HIJR

MUQADDIMAH
Surat ini terdiri atas 99 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah, karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Al Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami zaman dahulu oleh kaum Tsamud terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria). Nama surat ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah s.w.t., karena mendustakan Nabi Shaleh a.s. dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth a.s. dan kaum Syu'aib a.s. Dari ke semua kisah-kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa orang- orang yang menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami kehancuran. Pokok-pokok isinya : I. Keimanan: Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kemurnian Al Qur'an sepanjang masa; syaitan tidak dapat menaiki alam malakut, karena ada yang menjaganya, alam malakut (langit) senantiasa dijaga dari syaitan; kadar rezki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan syaitan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat. 2. Hukum-hukum: Larangan melakukan homosexuel; kewajiban melakukan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad s.a.w. agar melakukan da'wah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah. 3. Kisah-kisah: Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud). 4. Dan lain-lain: Kejadian-kejadian dalam alam ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian alam dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.

PENUTUP
Dalam surat Al Hijr ini banyak terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bukti-bukti adanya Allah serta kekuasaan-Nya, baik bukti-bukti yang ada di langit dan di bumi, maupun yang ada pada kejadian manusia serta kehidupan mereka. Disebutkan pula di dalamnya kisah-kisah beberapa nabi dan macam-macam azab yang ditimpakan kepada kaum yang mendustakan para rasul Allah itu. Tercantum juga tentang anugerah Allah yang besar yang diberikan kepada Nabi Muhammad s.a.w. ya'ni As Sab'ul Matsaani atau surat Al Faatihah dan Al Qur'anul Karim. HUBUNGAN SURAT AL HIJR DENGAN SURAT AN NAHL. 1. Sebagaimana umumnya surat-surat yang turun di Mekah sebelum hijrah berisi soal-soal ketauhidan, kerasulan dan hari kiamat, begitu pulalah kedua surat ini. 2. Pada bagian akhir surat Al Hijr (ayat 92, 93), Allah menyatakan bahwa manusia akan diminta pertanggungan jawabnya pada hari kiamat terhadap apa yang telah dikerjakannya di dunia ini, maka pada awal surat An Nahl, Allah menegaskan kepastian datangnya hari kiamat itu, dan pada ayat 93 An Nahl ditegaskan lagi pertanggungan jawab manusia itu. 3. Pada bagian pertama surat Al Hijr, Allah menerangkan tentang kebenaran Al Qur'an serta jaminan-Nya untuk memeliharanya, sedang dalam surat An Nahl terdapat ancaman- ancaman terhadap mereka yang mendustakan kebenaran Al Qur'an itu.

14 [QS:] IBRAHIM

MUQADDIMAH
Surat Ibrahim ini terdiri atas 52 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum Hijrah. Dinamakan "IBRAHIM", karena surat ini mengandung do'a Nabi Ibrahim a.s. yaitu ***14:1*** ayat 35 sampai dengan 41. Do'a ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan shalat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekah dan daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim a.s. ini telah diperkenankan oleh Allah s.w.t. sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Do'a tersebut dipanjatkan beliau ke hadirat Allah s.w.t. sesudah selesai membina Ka'bah bersama puteranya Ismail a.s., di dataran tanah Mekah yang tandus. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Al Qur'an adalah pembimbing manusia ke jalan Allah; segala sesuatu dalam alam ini kepunyaan Allah; keingkaran manusia terhadap Allah tidaklah mengurangi kesempurnaan-Nya; nabi-nabi membawa mu'jizat atas izin Allah semata-mata; Allah kuasa mematikan manusia dan membangkitkannya kembali dalam bentuk baru; ilmu Allah meliputi yang lahir dan yang bathin. II. Hukum-hukum: Perintah mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian harta baik secara rahasia maupun secara terang-terangan. III. Kisah-kisah: Kisah Nabi Musa a.s. dengan kaumnya, serta kisah para rasul zaman dahulu. IV. Dan lain-lain: Sebabnya rasul-rasul diutus dengan bahasa kaumnya sendiri; perumpamaan tentang perbuatan dan perkataan yang hak dengan yang bathil; kejadian langit dan bumi mengandung hikmah-hikmah; macam-macam ni'mat Allah kepada manusia dan janji Allah kepada hamba-hamba yang mensyukuriNya.

PENUTUP
Surat Ibrahim mengandung petunjuk-petunjuk bagi manusia untuk mengenal Tuhan mereka dan janji Allah menyediakan syurga kepada orang-orang yang beriman. Dalam surat ini Allah menjelaskan bahwa rasul-rasul itu diutus dengan mempergunakan bahasa kaumnya agar mudah bagi kaum itu memahami perintah dan larangan Allah. Kemudian Allah menjelaskan pula apa yang terjadi antara rasul-rasul itu dengan kaumnya. PERSESUAIAN SURAT IBRAHIM DENGAN SURAT AL HIJR : 1. Kedua-duanya sama-sama dimulai dengan "Alief laam Raa" dan menerangkan sifat Al Quraanul Karim. 2. Dalam surat Ibrahim Allah menjelaskan bahwa Al Qur'an itu pembimbing manusia ke jalan Allah, kemudian dalam surat Al Hijr Allah menambahkan lagi bahwa Al Qur'an itu akan tetap dijaga kemurniannya sepanjang masa. 3. Masing-masing surat ini melukiskan keadaan langit dan bumi dan sama-sama menjelaskan bahwa kejadian-kejadian alam ini mengandung hikmah, sebagai tanda keesaan dan kebesaran Allah s.w.t. 4. Keduanya mengandung kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan terperinci. 5. Keduanya sama-sama menerangkan keadaan orang-orang kafir di hari kiamat dan penyesalan mereka, mengapa mereka sewaktu hidup di dunia tidak jadi orang mu'min. 6. Kedua surat ini sama-sama menceritakan kisah-kisah nabi zaman dahulu dengan kaumnya serta menerangkan keadaan orang-orang yang ingkar kepada nabi-nabi itu pada hari kiamat. Kisah-kisah itu disampaikan kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk menghibur hati beliau di waktu menghadapi berbagai kesulitan yang beliau temui dalam menyiarkan agama Islam.

13 [QS:] AR RA'D (GURUH)

MUQADDIMAH.
Surat Ar Ra'd ini terdiri atas 43 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan "Ar Ra'd" yang berarti "guruh" karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya "Dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya", menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah s.w.t. Dan lagi sesuai dengan sifat Al Quraan yang mengandung ancaman dan harapan, maka demikian pulalah halnya bunyi guruh itu menimbulkan kecemasan dan harapan kepada manusia. Isi yang terpenting dari surat ini ialah bahwa bimbingan Allah kepada makhluk-Nya bertalian erat dengan hukum sebab dan akibat. Bagi Allah s.w.t. tidak ada pilih kasih dalam menetapkan hukuman. Balasan atau hukuman adalah akibat dan ketaatan atau keingkaran terhadap hukum Allah. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Allah-lah yang menciptakan alam semesta serta mengaturnya; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; adanya malaikat yang selalu memelihara manusia yang datang silih berganti, yaitu malaikat Hafazhah; hanya Allah yang menerima do'a dari hamba-Nya; memberi taufiq hanya hak Allah, sedang tugas rasul menyampaikan agama Allah. II. Hukum-hukum: Manusia dilarang mendo'akan yang jelek-jelek untuk dirinya; kewajiban mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar. III. Kisah-kisah: Kisah pengalaman nabi-nabi zaman dahulu. IV. Dan lain-lain: Beberapa sifat yang terpuji; perumpamaan bagi orang-orang yang menyembah berhala dan orang-orang yang menyembah Allah; Allah tidak merobah nasib sesuatu bangsa sehingga mereka merobah keadaan mereka sendiri.

PENUTUP
Surat Ar-Ra'd lebih banyak menitik beratkan pada pembuktian kebenaran keesaan Allah, kepastian akan terjadinya hari berbangkit. Dijelaskan pula tugas-tugas para rasul dan kebenaran dari kitab-kitab suci yang dibawa mereka. Terhadap mereka yang ingkar dan memusuhi para nabi-nabi itu, diterangkan bahwa mereka pasti mengalami kegagalan dan kehancuran. HUBUNGAN SURAT AR RA'D DENGAN SURAT IBRAHIM 1. Dalam surat Ar Ra'd disebutkan bahwa Al Quraan itu diturunkan dalam bahasa Arab, sebagai pemisah antara yang baik dengan yang bathil, sedangkan hikmah menurunkan dalam bahasa Arab itu belum dijelaskan. Dalam surat Ibrahim hikmah itu dijelaskan. 2. Dalam surat Ar Ra'd Allah mengatakan bahwa seorang rasul tak akan dapat melakukan suatu mu'jizat tanpa izin dari Allah, maka dalam surat Ibrahim para rasul menegaskan bahwa beliau-beliau adalah manusia biasa, tak dapat mendatangkan suatu mu'jizat tanpa izin Allah. 3. Dalam surat Ar Ra'd disebutkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. menyerukan agar manusia bertawakkal kepada Allah, dan dalam surat Ibrahim Nabi Muhammad s.a.w. menerangkan bahwa para rasul bertawakkal hanya kepada Allah. 4. Dalam surat Ar Ra'd Allah menyebutkan perbuatan-perbuatan makar orang-orang kafir, maka di surat Ibrahim diulangi lagi, dan disebutkan pula sifat-sifat mereka yang tidak tersebut dalam surat Ar Ra'd itu.

12 [QS:] YUSUF

MUQADDIMAH
Surat Yusuf ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai mu'jizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya. Menurut riwayat Al Baihaqi dalam kitab "Ad Dalail" bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf a.s. ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka ketahui. Dari cerita Yusuf a.s. ini, Nabi Muhammad s.a.w. mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya. POKOK-POKOK ISINYA: I. Keimanan: Kenabian Yusuf a.s. dan mu'jizat-mu'jizatnya; ketentuan yang berhubungan dengan keagamaan adalah hak Allah semata-mata; qadha Allah tak dapat dirobah; para rasul semuanya laki-laki. 2. Hukum-hukum: Keharusan merahasiakan sesuatu untuk menghindari fitnah; barang dan anak temuan wajib dipungut tidak boleh dibiarkan; boleh melakukan helah yang tidak merugikan orang lain untuk memperoleh sesuatu kemaslahatan. 3. Kisah-kisah: Riwayat Nabi Yusuf a.s. bersaudara dengan orang tua mereka Ya'qub a.s. 4. Dan lain-lain: Beberapa sifat dan suri tauladan yang mulia yang dapat diambil dari cerita Yusuf a.s: persamaan antara agama para nabi-nabi ialah tauhid.

PENUTUP
Surat Yusuf ini seluruh isinya berkisar pada cerita Nabi Yusuf a.s. dan saudara-saudaranya beserta orang tua mereka. Cara penuturan kisah Nabi Yusuf ini kepada Nabi Muhammad s.a.w. berbeda dengan kisah-kisah nabi-nabi yang lain, yaitu kisah Nabi Yusuf a.s. ini khusus diceritakan dalam satu surat sedang kisah-kisah nabi-nabi yang lain disebutkan dalam beberapa surat. Isi dari kisah Nabi Yusuf a.s. ini berlainan pula dengan kisah-kisah nabi- nabi yang lain. Dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah menitik berat- kan kepada tantangan yang bermacam-macam dari kaum mereka, kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penantang para nabi itu. Didalam kisah Nabi Yusuf a.s ini, Allah s.w.t. menonjolkan akibat yang baik daripada kesabaran, dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan. Allah menguji Nabi Ya'qub a.s. dengan kehilangan puteranya Yusuf a.s. dan penglihatannya, dan menguji ketabahan dan kesabaran Yusuf a.s. dengan dipisahkan dari ibu bapanya, dibuang ke dalam sumur, dan diperdagangkan sebagai budak. Kemudian Allah s.w.t menguji imannya dengan godaan wanita cantik lagi bangsawan dan akhirnya dimasukkan kedalam penjara. Kemudian Allah s.w.t. melepaskan Yusuf a.s. dan ayahnya dari segala penderitaan dan cobaan itu; menghimpunkan mereka kembali; mangembalikan penglihatan Ya'qub a.s. dan menghidupkan lagi cinta kasih antara mereka dengan Yusuf a.s. HUBUNGAN SURAT YUSUF DENGAN SURAT AR RA'D. 1. Dalam surat ini Allah secara umum mengemukakan adanya tanda-tanda keesaan Allah di langit dan di bumi. Didalam surat Ar Ra'd Allah mengemukannya lagi secara lebih jelas. 2. Kedua surat tersebut sama-sama memuat pengalaman nabi-nabi zaman dahulu beserta umatnya. Yang menentang kebenaran mengalami kehancuran sedang yang mengikuti kabenaran mendapat kemenangan. 3. Pada akhir surat Yusuf diterangkan bahwa Al Qur'an itu bukanlah perkataan yang diada-adakan, melainkan petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman, dan keterangan yang demikian itu diulangi lagi di awal surat Ar Ra'd.

11 [QS:] HUUD

MUQADDIMAH
Surat Huud termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, terdiri dari 123 ayat diturunkan sesudah surat Yunus. Surat ini dinamai surat Huud karena ada hubungan dengan terdapatnya kisah Nabi Huud a.s. dan kaumnya dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah Nabi yang lain, seperti kisah Nuh a.s., Shaleh a.s., Ibrahim a.s., Luth a.s., Syu'aib a.s. dan Musa a.s. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Adanya 'Arsy Allah; kejadian alam dalam 6 phase; adanya golongan-golongan manusia di hari kiamat. 2 Hukum-hukum: Agama membolehkan menikmati yang baik-baik dan memakai perhiasan asal tidak berlebih-lebihan; tidak boleh berlaku sombong; tidak boleh mendo'a atau mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin menurut sunnah Allah. 3 Kisah-kisah: Kisah Nuh a.s. dan kaumnya; kisah Huud a.s. dan kaumnya; kisah Shaleh a.s. dan kaumnya; kisah Ibrahim a.s. dan kaumnya; kisah Syu'aib a.s. dan kaumnya; kisah Luth a.s. dan kaumnya; kisah Musa a.s. dan kaumnya. 4. Dan lain-lain. Pelajaran-peIajaran yang diambil dari kisah-kisah para nabi; air sumber segala kehidupan; sembahyang itu memperkuat iman; sunnah Allah yang berhubungan dengan kebinasaan suatu kaum.

PENUTUP
Surat Hud mengandung hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama, seperti: Ketauhidan, kerasulan, hari berbangkit, kemudian dihubungkan dengan da'wah yang telah dilakukan oleh para Nabi kepada kaumnya. Hubungan surat Hud dengan surat Yusuf 1. Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan aliif laam raa dan kemudian diiringi dengan penjelasan tentang Al Qur'an. 2. Surat Yusuf menyempurnakan penjelasan kisah para rasul yang disebut dalam surat Hud dan surat Yusuf, kemudian kisah itu dijadikan dalil untuk menyatakan bahwa Al Qur'an itu adalah wahyu Ilahi; tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. nabi-nabi atau rasul-rasul yang diutus Allah. 3. Perbedaan kedua surat ini dalam menjelaskan kisah-kisah para Nabi ialah bahwa dalam surat Hud diutarakan kisah beberapa orang rasul dengan kaumnya dalam menyampaikan risalahnya, akibat-akibat bagi orang yang mengikuti mereka dan akibat bagi orang yang mendustakan, kemudian dijadikan perbandingan dan khabar yang mengancam kaum musyrikin Arab beserta pengikut-pengikutnya. Dalam surat Yusuf diterangkan tentang kehidupan Nabi Yusuf yang mula-mula dianiaya oleh saudara-saudaranya yang kemudian menjadi orang yang berkuasa yang dapat menolong saudara-saudaranya dan ibu bapanya. Pribadi Nabi Yusuf a.s. ini harus dijadikan teladan oleh semua yang beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w.

10 [QS:] YUNUS

MUQADDIMAH
Surat Yunus terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhmmad s.a.w. berada di Madinah. Surat ini dinamai "surat Yunus" karena dalam surat ini terutama ditampilkan kisah Nabi Yunus a.s. dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Al Qur'an bukanlah sihir, Allah mengatur alam semesta dari Arasy-Nya; syafa'at hanyalah dengan izin Allah; Wali-wali Allah; wahyu Allah yang menerangkan yang ghaib kepada manusia; Allah menyaksikan dan mengamat-amati perbuatan hamba-hamba-Nya di dunia; Allah tidak mempunyai anak. 2. Hukum: Menentukan perhitungan tahun dan waktu dengan perjalanan matahari dan bulan; hukum mengada-adakan sesuatu terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat-Nya. 3. Kisah-kisah: Kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; Nabi Musa dengan Fir'aun dan tukang-tukang sihir; kisah Bani Israil setelah ke luar dari negeri Mesir; Nabi Yunus a.s. dengan kaumnya. 4. Dan lain-lain: Manusia ingat kepada Allah di waktu kesukaran dan lupa di waktu senang; keadaan orang-orang baik dan orang-orang jahat di hari kiamat; Al Qur'an tidak dapat ditandingi; rasul hanya menyampaikan risalah.

PENUTUP
Surat Yunus mengandung hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok kepercayaan, lenyapnya syirik, pengutusan rasul, hari berbangkit, hari pembalasan dan hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama sebagaimana biasa didapati dalam surat-surat Makkiyyah. HUBUNGAN SURAT YUNUS DENGAN SURAT HUUD 1. Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan "alif laam raa", kemudian diiringi dengan menyebutkan risalah nabi-nabi yang diutus Allah dan menerangkan kedudukan para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. 2. Kedua surat ini pada pertengahannya sama-sama menerangkan tentang keingkaran orang-orang kafir terhadap Al Qur'an, bantahan terhadap anggapan kepalsuan risalah para rasul, keingkaran kaum musyrikin terhadap pokok agama. Kemudian kedua surat ini sama-sama ditutup dengan seruan agar mengikuti rasul, bersabar terhadap semua tindakan jahat kaum musyrikin, istiqaamah dan bertawakkal kepada Allah. 3. Sama-sama menerangkan kisah para nabi, tetapi kisah para disebut dalam surat Huud bersifat menjelaskan apa yang telah dalam surat Yunus. Pada umumnya apa yang diutarakan dalam surat Huud merupakan penjelasan dari apa yang telah disebut dalam surat Yunus.

9 [QS:] SURAT AT TAUBAH (Pengampunan)

MUQADDIMAH
Surat At Taubah terdiri atas 129 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Surat ini dinamakan "At Taubah" yang berarti pengampunan berhubung kata "At Taubah" berulang kali disebut dalam surat ini. Dinamakan juga dengan "Baraah" yang berarti berlepas diri yang di sini maksudnya pernyataan pemutusan perhubungan, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin. Di samping kedua nama yang masyhur itu ada lagi beberapa nama yang lain yang merupakan sifat dari surat ini. Berlainan dengan surat-surat yang lain, maka pada permulaan surat ini tidak terdapat basmalah, karena surat ini adalah pernyataan perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah. Surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga. Selain daripada pernyataan pembatalan perjanjian damai dengan kaum musyrikin itu, maka surat ini mengandung pula pokok-pokok isi sebagai berikut: I. Keimanan: Allah selalu menyertai hamba-hamba-Nya yang beriman; pembalasan atas amalan-amalan manusia hanya dari Allah; segala sesuatu menurut sunnatullah; perlindungan Allah bagi orang-orang yang beriman; kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. di sisi Allah. 2. Hukum-hukum: Kewajiban menafkahkan harta; macam-macam harta dalam agama serta penggunaannya; jizyah; perjanjian dan perdamaian; kewajiban umat Islam terhadap Nabinya; sebab-sebab orang Islam melakukan perang total; beberapa dasar politik kenegaraan dan peperangan dalam Islam. 3. Kisah-kisah: Nabi Muhammad s.a.w. dengan Abu Bakar r.a. di suatu gua di bukit Tsur ketika hijrah; perang Hunain (perang Authas atau perang Hawazin); perang Tabuk. 4. Dan lain-lain: Sifat-sifat orang yang beriman dan tingkatan-tingkatan mereka.

PENUTUP
Surat At-Taubah mengandung pernyatan pembatalan perjanjian damai pleh Nabi Muhammad s.a.w. dengan kaum musyrikin, karena mereka tidak memenuhi syarat-syarat perjanjian damai pada perjanjian Hudaibiyyah. Selanjutnya Surat At Taubah mengandung hukum peperangan dan perdamaian, hukum kenegaraan, keadaan Nabi Muhammad s.a.w. di waktu hijrah, dan kewajiban menafkahkan harta dan orang-orang yang berhak menerimanya. HUBUNGAN SURAT AT-TAUBAH DENGAN SURAT YUNUS. 1. Akhir surat At-Taubah ditutup dengan menyebutkan tentang risalah Nabi Muhammad s.a.w. dan hal-hal serupa disebutkan pula pada akhir surat Yunus. 2. Surat At-Taubah menyebutkan keadaan orang-orang munafik serta menerangkan perbuatan mereka di waktu Al Qur'an diturunkan, sedang surat Yunus menerangkan sikap orang kafir terhadap Al Qur'an.

8 [QS:] AL ANFAAL (Rampasan perang)

MUQADDIMAH
Surat Al Anfaal terdiri aras 75 ayat dan termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, karena seluruh ayat-ayatnya diturunkan di Madinah. Surat ini dinamakan Al Anfaal yang berarti harta rampasan perang berhubung kata Al Anfaal terdapat pada permulaan surat ini dan juga persoalan yang menonjol dalam surat ini ialah tentang harta rampasan perang, hukum perang dan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan pada umumnya. Menurut riwayat Ibnu Abbas r.a. surat ini diturunkan berkenaan dengan perang Badar Kubra yang terjadi pada tahun kedua hijrah. Peperangan ini sangat penting artinya, karena dialah yang menentukan jalan sejarah Perkembangan Islam. Pada waktu itu umat Islam dengan berkekuatan kecil untuk pertama kali dapat mengalahkan kaum musyrikin yang berjumlah besar, dan berperlengkapan yang cukup, dan mereka dalam peperangan ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh sebab itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan perang itu, maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surat ini. Selain hal-hal tersebut di atas maka Pokok-pokok isinya adalah sebagai berikut: I. Keimanan: Allah selalu menyertai orang-orang yang beriman dan melindungi mereka; menentukan hukum-hukum agama itu hanyalah hak Allah; jaminan Allah terhadap kemenangan umat yang beriman; 'inayat Allah terhadap orang-orang yang bertawakkal; hanyalah Allah yang dapat mempersatukan hati orang yang beriman; tindakan-tindakan dan hukum-hukum Allah didasarkan atas kepentingan umat manusia; adanya malaikat yang menolong barisan kaum muslimin dalam perang Badar; adanya gangguan-gangguan syaitan pada orang-orang mu'min dan tipu daya mereka pada orang-orang musyrikin; syirik adalah dosa berat. 2. Hukum-hukum: Aturan pembagian harta rampasan perang; kebolehan memakan harta rampasan perang; larangan lari/mundur dalam peperangan; hukum mengenai tawanan perang pada permulaan Islam; kewajiban ta'at kepada pimpinan dalam perang; keharusan mengusahakan perdamaian; kewajiban mempersiapkan diri dengan segala alat perlengkapan perang; ketahanan mental, sabar dan tawakkal serta mengingat Allah dalam peperangan; tujuan perang dalam Islam; larangan khianat kepada Allah dan Rasul serta amanat; larangan mengkhianati perjanjian. 3. Kisah-kisah: Keengganan beberapa orang Islam ikut perang Badar, suasana kaum muslimin di waktu perang Badar, sebelumnya, sesudahnya dan waktu perang berlangsung; keadaan Nabi Muhammad s.a.w. sebelum hijrah serta permusuhan kaum musyrikin terhadap beliau; orang yahudi membatalkan perjanjian damai dengan Nabi Muhammad s.a.w.; kisah keadaan orang kafir musyrikin dan Ahli Kitab serta keburukan orang-orang munafik. 4. Dan lain lain: Pengertian iman, tanda-tandanya dan sifat-sifat orang yang beriman; sunnatullah pada seseorang dan masyarakat.

PENUTUP
Surat Al Anfaal menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan pada umumnya, khususnya menerangkan Perang Badar, yaitu peperangan yang menentukan jalan sejarah Islam dan muslimin, bahkan tidak akan salah kiranya kalau dikatakan bahwa Perang Badar itu menetukan jalan sejarah umat manusia pada umumnya. Sebahagian besar surat ini mengandung hal-hal yang berhubungan dengan perdamaian dan peperangan; tingkah laku orang-orang kafir, orang- orang munafik dan sebahagian orang-orang Islam yang tidak kuat imannya dalam peperangan. Kemudian ditegaskan bahwa Allah menolong orang-orang yang beriman dan menghancurkan orang-orang kafir dan munafik itu, adalah merupakan sunnah-Nya yang tidak dapat dimungkiri berlakunya, sebagaimana pernah terjadi pada Fir'aun dan kaumnya serta umat-umat yang sebelumnya. PERSESUAIAN SURAT AL ANFAAL DENGAN SURAT AT TAUBAH Sebagaimana halnya hubungan surat-surat yang lain dengan surat-surat yang sesudahnya, maka hal yang dikemukakan oleh surat Al Anfaal, seperti hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama dan furu'nya, sunnah Allah, syari'at hukum-hukum perjanjian dan janji setia, hukum perang dan damai dan sebagainya disebutkan dalam surat At Taubah, umpamanya: 1. Perjanjian yang dikemukakan surat Al Anfaal dijelaskan oleh surat At Taubah, terutama hal-hal yang berhubungan dengan pengkhianatan musuh terhadap janji-janji mereka. 2. Sama-sama menerangkan tentang memerangi orang-orang musyrikin dan Ahli Kitab. 3. Surat Al Anfaal mengemukakan bahwa yang mengurus dan memakmurkan Masjidilharam itu ialah orang-orang yang bertakwa, sedang surat At Taubah menerangkan bahwa orang-orang musyrik tidak pantas mengurus dan memakmurkan mesjid, bahkan mereka akan menghalang-halangi orang-orang Islam terhadapnya. 4. Surat Al Anfaal menyebut sifat-sifat orang-orang yang sempurna imannya, dan sifat-sifat orang-orang kafir, lalu pada akhir surat diterangkan pula tentang hukum perlindungan atas orang-orang muslim yang berhijrah, orang-orang muslim yang tidak berhijrah serta orang-orang kafir. Hal yang serupa dikemukakan pula pada surat At Taubah. 5. Surat Al Anfaal menganjurkan agar bernafkah di jalan Allah, sedang surat At Taubah menegaskan sekali lagi. Begitu pula dalam surat Al Anfaal diterangkan tentang penggunaan harta rampasan perang, sedang surat At Taubah menerangkan penggunaan zakat. 6. Surat Al Anfaal mengemukakan tentang orang-orang munafik dan orang- orang yang ada penyakit dalam hatinya, kemudian surat At Taubah menerangkannya lebih luas. Kalau kita perhatikan, ternyata bahwa antara surat Al Anfaal dan surat At Taubah terdapat hubungan yang erat sekali. Seakan-akan keduanya merupakan satu surat, bahkan sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa: Kalau tidaklah karena ketentuan Allah, maka mereka akan memandang surat Al Anfaal dan surat At Taubah sebagai satu surat.

7 [QS:] AL A'RAAF (Tempat tertinggi)

MUQADDIMAH
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat "Assab 'uththiwaal" (tujuh surat yang panjang). Dinamakan "Al A'raaf" karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Mentauhidkan Allah dalam berdo'a dan beribadat; hanya Allah sendiri yang mengatur dan menjaga alam; menciptakan undang-undang dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan di akhirat; Allah bersemayam di 'Arasy; bantahan terhadap kepalsuan syirik; ketauhidan adalah sesuai dengan fitrah manusia; Musa berbicara dengan Allah; tentang melihat Allah; perintah beribadat sambil merendahkan diri kepada Allah; Allah mempunyai al asmaaul husnaa. 2. Hukum-hukum: Larangan mengikuti perbuatan dan adat istiadat yang buruk; kewajiban mengikuti Allah dan rasul; perintah berhias waktu akan sembahyang; bantahan terhadap orang yang mengharamkan perhiasan yang dianugerahkan Allah; perintah memakan makanan yang halal lagi baik dan larangan memakan yang sebaliknya. 3. Kisah-kisah: Kisah Nabi Adam a.s. dengan iblis; kisah Nabi Nuh a.s. dan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun. 4. Dan lain-lain: Al Qur'an diturunkan kepada Nabi yang penghabisan dan perintah mengikutinya; Nabi Muhammad s.a.w. diutus untuk seluruh manusia; adab orang mukmin, adab mendengar pembacaan Al Qur'an dan berzikir; rasul bertanggung jawab menyampaikan seruan Allah; balasan terhadap orang-orang yang mengikuti dan mengingkari rasul; da'wah rasul-rasul yang pertama sekali ialah mentauhidkan Allah; tentang ashhaabul A'raaf yang berada antara syurga dan neraka; Allah pencipta makhluk; manusia adalah makhluk yang terbaik dijadikan Allah serta mempunyai kesediaan untuk baik dan untuk buruk; permusuhan syaitan terhadap Bani Adam; manusia khalifah Allah di muka bumi; kehancuran sesuatu kaum adalah karena perbuatan mereka sendiri; tiap-tiap bangsa mempunyai masa jaya dan masa kehancuran; Allah mencoba manusia dengan kakayaan dan kemiskinan; istidraj azab Allah terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.

PENUTUP
Surat Al A'raaf dimulai dengan pengutaraan tentang kewajiban manusia mengikuti rasul serta akibat-akibat mengingkarinya. Selanjutnya diterangkan tentang perselisihan antara Nabi Adam dan iblis di surga yang juga merupakan permulaan perselisihan antara golongan yang ta'at kepada perintah Allah dan golongan yang mengingkari sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi dahulu dengan umat-umatnya. Kemudian surat ini ditutup dengan adab-adab orang mu'min, adab-adab mendengarkan ayat-ayat Allah dan bagaimana cara berdo'a dan berzikir kepada-Nya. PERSESUAIAN ANTARA SURAT AL-A'RAAF DENGAN SURAT AL ANFAAL. 1. Akhir surat Al A'raaf mengemukakan keadaan beberapa orang rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dalam menghadapi kaumnya, sedang permulaan surat Al Anfaal menerangkan keadaan Nabi Muhammad s.a.w. dalam menghadapi umatnya. 2. Permusuhan antara Adam dan iblis di surga kemudian dilanjutkan dengan permusuhan antara manusia yang menerima petunjuk Allah dengan yang mengingkarinya, hal ini diterangkan dalam surat Al A'raaf. Hal yang serupa diterangkan lebih jelas dalam surat Al Anfaal sebagaimana pertentangan ke dua golongan itu, serta tingkah laku mereka dalam peperangan Badar. Surat Al A'raaf termasuk surat yang banyak persesuaiannya dengan surat-surat Al Qur'an yang lain: seperti dengan surat Al Baqarah, Ali 'Imran, At Tau-bah, Yunus dan sebagainya.

6 [QS:] SURAT AL AN'AAM (Binatang ternak)

MUQADDIMAH
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata "An'aam" dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu. Pokok-pokok isinya: I. Keimanan: Bukti-bukti keesaan Allah serta kesempurnaan sifat-sifatNya; kebenaran kenabian Nabi Muhammad s.a.w.; penyaksian Alla atas kenabian Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, 'Isa, Ilayas, Alyasa', Yunus dan Luth; penegasan tentang adanya risalah dan wahyu serta hari pembalasan dan hari kebangkitan, kepalsuan kepercayaan orang-orang musyrik dan keingkaran mereka terhadap hari kiamat. 2. Hukum-hukum: Larangan mengikuti adat istiadat yang dibuat-buat oleh kaum Jahiliyah; makanan yang halal dan yang haram; wasiat yang sepuluh dari Al Quraan, tentang tauhid keadilan dan hukum-hukum; larangan mencaci maki berhala orang musyrik karena mereka akan membalas dengan mencaci maki Allah. 3. Kisah-kisah Kisah umat-umat yang menentang rasul-rasul; kisah pengalaman Nabi Muahammad s.a.w. dan para nabi pada umumnya; cerita Nabi Ibrahim a.s. membimbing kaumnya kepada tauhid. 4. Dan lain-lain: Sikap kepala batu kaum musyrikin, cara seorang nabi memimpin umatnya; bidang-bidang kerasulan dan tugas rasul-rasul; tantangan kaum musyrikin untuk melemahkan rasul; kepercayaan orang-orang musyrik terhadap jin, syaitan dan malaikat; beberapa prinsip keagamaan dan kemasyarakatan; nilai hidup duniawi.

PENUTUP
Dalam surat Al An'aam Allah menjelaskan keesaaan dan kesempurnaan sifat-sifat-Nya, menyatakan kebatalan kepercayaan orang-orang musyrik dengan bantahan-bantahan yang logis dan mudah diterima oleh akal. Hukuman yang berat akan dijatuhkan atas mereka yang berkepala batu menolak kebenaran. Hubungan surat Al Anaam dengan surat Al A'raaf adalah sebagai berikut: 1. Kedua surat tersebut termasuk di antara 7 surat yang panjang (assab'uththiwaal), keduanya sama-sama emmbicarakan pokok aqidah agama. Dalam surat Al An'aam dikemukakan garis-garis besar aqidah-aqidah itu, sedang surat Al A'raaf menjelaskannya. 2. Dalam surat Al An'aam Allah menerangkan asal usul kejadian manusia yaitu dari tanah serta menjelaskan tentang beberapa generasi manusia yang telah dibinasakan Allah, kemudian disinggung pula tentang rasul-rasul dengan menyebut beberapa nama mereka secara garis besarnya, sedang surat Al A'raaf menjelaskannya. 3. Pada bahagian terakhir surat Al An'aam, Allah mengatakan bahwa Dia menjadikanmanusia khalifah-khalifah di bumi serta mengangkat derajat sebahagian mereka, maka bagian permulaan surat Al A'raaf Allah mengemukakan penciptaan Adam a.s. dan anak cucunya dan dijadikan-Nya Khalifah di atas bumi begitu juga anak cucunya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar anda dihargai :)

SILA PERHATIKAN DAN FAHAMI VIDEO INI . Mudah-mudahan membuka minda dan hati kita. InsyaAllah


Video di bawah adalah syarahan Almarhum Sheikh Ahmed Deedat, semoga Allah memberkati segala usahanya. Peringatan mengenai Al-Quran ini sangat penting dan perlu diketahui oleh setiap muslim di seluruh dunia.




SAMBUNGANNYA DISINI : KLIK